Selasa, 09 Juli 2013

Museum budaya Ullen Sentalu, Yogyakarta


1.      MUSEUM BUDAYA ULLEN SENTALU, YOGYAKARTA
A.       Sejarah Museum Budaya Ullen Sentalu, Yogyakarta
Museum Ullen Sentalu merupakan sebuah museum swasta milik Yayasan Ulating Blencong yang berada di kawasan wisata Lereng Gunung Merapi, Kaliurang, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pembangunan museum ini mulai dirintis pada tahun 1994 berkat inisiatif  keluarga Haryono yang bertujuan untuk melestarikan kebudayaan Jawa, terutama kain batik. Pada 1 Maret 1997 museum yang berdiri di atas tanah yang bernama Taman Kaswargan ini diresmikan oleh KGPAA Paku Alam VIII, selaku gubernur DIY. Di tanah itulah dulu terjadi peristiwa yakni kembalinya Yogyakarta sebagai ibu kota Negara Republik Indonesia dari genggaman Belanda pada tahun 1949.
Mengapa berdirinya Ullen Sentalu berada di lereng gunung? Alasannya karena dalam pandangan filosofis masyarakat Jawa, gunung memiliki nilai mistik, di Taman Kaswargan yang letaknya tinggi (Lereng Gunung Merapi) inilah yang dipilih sebagai tempat berdirinya Ullen Sentalu. Museum ini secara implisit juga ingin menyampaikan berbagai hal yang direkam, dipamerkan dan dikisahkan dalam tujuh ruang eksposisinya merepresentasikan keagungan warisan budaya Jawa.
Nama Ullen Sentalu itu sendiri merupakan akronim dari “Ulating Blencong, sejatine tataraning lumaku” yang artinya“Nyala lampu blencong merupakan petunjuk manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan” . Jadi, museum ini berfungsi bak lampu penerang bagi kebudayaan Jawa yang kian meredup dan terkikis oleh kemajuan zaman. Intinya museum ini memiliki misi sebagai wahana pelestarian kebudayaan Jawa masa lalu yang luhur. Filsafah ini diambil dari sebuah lampu minyak yang dipergunakan dalam pertunjukan wayang kulit (blencong) yang merupakan cahaya yang selalu bergerak untuk mengarahkan dan menerangi perjalanan hidup kita.
Museum bergaya arsitektur gothic[1] ini menampilkan kebudayaan masyarakat masa lalu melalui berbagai dokumentasinya, seperti batik dengan berbagai corak, pakaian, lukisan-lukisan dan foto-foto tentang budaya dan tokoh Jawa. Ruang-ruang ekshibisi di museum ini juga menjadi sebuah perekam berbagai peristiwa atau kejadian di masa lalu.
Peristiwa yang dimaksud lebih mengarah pada peristiwa-peristiwa yang dialami oleh para bangsawan dari empat keraton di Solo dan Yogyakarta, yaitu Kasunanan Surakarta, Istana Mangkunegara Surakarta, Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Puro Pakualaman Yogyakarta.

B.   Keistimewaan Museum Budaya Ullen Sentalu
Museum yang dari luar tampak seperti bangunan istana kuno di Eropa ini mempunyai keistimewaan, keistimewaan itu dapat dilihat dari arsitektur bangunan, ruang-ruang pameran, display koleksi dengan berbagai keanegaragaman bendanya dan cara pemandu museum dalam menarasikan pesan-pesan pada display museum ini.
Arsitektur museum bangunan ini mengambil rancang-bangun istana yang ada di Eropa abad pertengahan yang lekat dengan gaya gothic, dengan penampilan seperti itu menjadikan museuam ini sangat khas dan berbeda dengan museum-museum yang ada selama ini, baik di Yogyakarta maupun di Indonesia.
Selain model rancang-bangunnya, display di museum ini juga menakjubkan lantaran dikerjakan oleh kurator museum yang profesional. Hal ini bisa dibuktikan dari penataan koleksi-koleksi benda dalam ruang-ruang, etalase-etalase, rak-rak dan meja maupun foto-foto dan lukisan-lukisan yang menempel pada dinding museum. Penataan ini dipercantik dengan sistem pencahayaan (spot light) yang baik, sehingga penampilan koleksi pada tiap ruangan menjadi istimewa dan mampu menghadirkan kesan tertentu.
Ruangan yang ada di Museum Ullen Sentalu:
1)    Pada saat berkunjung, pengunjung yang datang akan didampingi satu pemandu untuk menyusuri jalan setapak menuju ruangan pertama museum yang berusia satu dekade, yakni Guo Selo Giri, di gua ini pengunjung akan melihat foto-foto, lukisan-lukisan pangeran dan putri keraton, serta gamelan-gamelan yang digunakan pada masa kerajaan dulu. Dengan didampingi pemandu yang menjelaskan bagaimana kejadian masa lalu serta perjalanan kehidupan kerajaan, perjalanan pun terasa semakin menarik.
2)    Usai di Guo Selo Giri, pengunjung akan diajak untuk menyaksikan ekshibisi di Kampung Kambang, yakni satu area terapung (dikelilingi air) di atas Guo Selo Giri yang terdapat lima ruang pameran, yakni Ruang Putri Tineke, di ruangan ini pengunjung dapa menyakskan surat-surat Putri Tineke, Ruang Paes Ageng Gaya Yogyakarta,di sini pengunjung dapat menyaksikan lukisan rias pengantin Jawa (Solo dan Yogyakarta), Ruang Batik Vorstendlanden, Ruang Batik Pesisiran dan Ruang Putri Dambaan (Gusti Nurul Koesoemawardhani) yang menolak untuk poligami.
3)    Taman Arca Durga yang merupakan ruang pameran terakhir pada Museum Ullen Sentalu, sepanjang jalan pengunjung akan melihat patung-patung temuan asli, satu contoh Ganesa sebagai Dewa Ilmu Pengetahuan yang mempunyai empat tangan dengan cawan di tangan kirinya untuk menangkap ilmu kemudian dimasukkan ke dalam perutnya yang besar dan bunga teratai berada pada tangan kanan sebagai simbol keabadian terus tangan ke kanan atas seperti tasbih untuk melatih konsentrasi dan yang sebelah kiri membawa kapak sebagai simbol pemutusan kebodohan, ia merupakan putra dari Dewa Siwa Maha Kala si penguasa waktu.
Di sebelah kiri pintu masuk terdapat relief  Borobudur yang di sebut sebagai relief Gandawiyuha. Kemudian masuk   ruang lukisan hubungan bilateral antara Panglima Charlez dengan Putri Diana (1989), di sana digambarkan adanya penari-penari sebagai simbol penerimaan tamu, ada juga patung pengantin Jawa dan lukisan-lukisan.
Setelah selesai keliling, pengunjung disuguhi segelas minuman ramuan khas keraton yang konon dipercaya dapat membangkitkan semangat dan memulihkan stamina yang telah terkuras selama berkeliling, rasa ramuan itu sendiri hampir mirip dengan wedang jahe. Kemudian pengunjung dipersilahkan untuk menikmati suasana di Lereng Gunung Merapi dengan kicauan burung dan sejuknya suasana menambah perjalanan semakin menyenangkan.

C.   Lokasi, Akomodasi dan fasilitas Museum Budaya Ullen Sentalu
Museum Ullen Sentalu terletak di Jalan Boyong, Kaliurang, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di Lereng Gunung Merapi. Akomodasi dan fasilitas yang disediakan di museum ini antara lain seorang pemandu wisata yang anggun, cerdas dan santun dalam bertutur-kata, fasih berbahasa Inggris, Jepang dan Perancis.
Di sekitar lokasi terdapat restoran Beukenhof bagi pengun jung yang ingin menyantap masakan dengan nuansa Istana dipadukan dengan suasana Eropa. Selain itu, terdapat Putri Malu Souvenir Shop sebagai tempat wisatawan membeli buah tangan berupa pernak-pernik hasil kerajinan lokal maupun kain-kain batik khas Jogja dan Solo.
Fasilitas umum lainnya yang disediakan museum ini di antaranya berupa toilet yang bersih, taman yang asri, Djagat Acadimic Modern Art Galery sebagai ruang pameran para artis (pelukis atau perupa) muda, dan mushola.
 
http://jogjatrip.com/id/263/Museum-Ullen-Sentalu
  


[1] Kastil yang disusun sedemikian rupa dengan tumpukan batu-batu gunung berwarna gelap dan dihiasi berbagai tumbuhan merambat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar